Breaking News
Loading...
Kamis, 29 September 2011

Garam, Danau dan Gelas



Suatu hari datang pemuda ke rumah Sang Kakek yang bijaksana. Pemuda ini hatinya sering tergolong mudah gelisah, panik, stress, dan gampang tersinggung. Ia datang untuk meminta nasehat sang kakek. Kakek itu pun dengan sangat antusias menerima dan mempersilahkannya untuk masuk. 

Setelah menceritakan seluruh keluh kesahnya, Sang Kakek masuk ke dapur kemudian keluar dengan membawa segelas air putih.Dengan mulut nyengir sambil sesekali melihat performance Sang Kakek, sehabis minum, 

Pemuda bertanya “Apakah air ini sarana untuk mengobati saya Kek ?
Memang ada apa Nak ? Tanya Kakek. 
Air ini asin sekali, jawab pemuda itu singkat. 
Kakek menjawab : yang bisa mengobati penyakitmu adalah dirimu sendiri, tapi kakek hanya akan bercerita kepadamu dengarkanlah. 

rumah di pinggir danau
Sang kakek menggandeng pemuda  ke halaman belakang rumahnya yang luas. Disana terdapat sebuah danau kecil yang airnya bening bersih. Sang kakek mendekati pinggir danau seraya melempar segenggam garam ke danau itu. Sang Kakek menciduk secangkir air dari danau itu, lalu menyuruh pemuda meminumnya.Tanpa berfikir panjang pemuda mengikuti perintah Sang kakek. 

Pemuda berkata “air yang sejuk dan segar”. 
Sang kakek menjelaskan, “Itulah perumpaan gelas dan danau ini wahai pemuda.” Garam yang aku taburkan adalah sebagai permasalahannya. Segenggam garam yang aku tabur lebih banyak dari garam yang aku taruh dalam gelas tadi. Tetapi kenapa air danau tidak terasa asin. 
Sang Kakek melanjutkan penjelasannya “karena perbedaan wadahnya”. Gelas yang kecil itu berpengaruh terhadap asinnya air didalamnya, sedang danau yang luas itu tak sanggup dipengaruhi oleh segenggam garam”. Masalah menjadi tidak berarti ketika hati yang kamu sediakan bisa seluas danau itu”. Syukur-syukur jika hatimu bisa luas seluas samudera. 
gelas aq


Hati setiap manusia pasti tidak jauh beda besarnya. Kira-kira sebesar genggaman tangan manusia. Tapi keluasan hati bisa melebihi luasnya samudera. lalu siapa yang bisa membuat hati itu bisa menjadi lapang dan luas ?Jawabnya, menurut Allah dalam QS 8.53 adalah manusia itu sendiri yang sanggup melakukannya. 
danau 7 warna
Hati yang luas adalah hati yang tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menjadi sumber penyakit hati. maka kita semua harus bisa mengenali hal2 buruk yang merugikan kesehatatan hati.lalu apa relevansinya dengan kelapangan dada. Dada yang menjadi wadah hati secara fisik perlu dibuat longgar dengan sering melakukan pernafasan panjang untuk memberi ruang oxigen mambantu kerja jantung memompa darah keseluruh tubuh. 

Hati perlu wadah yang luas agar manusia memiliki ruang yang leluasa menampung segala masalah. Di ruangan itu akan dilakukan  pemilahan serta memilih mana yang bermanfaat untuk dimasukkan hati dan mana yang dibuang dimasukkan ke sampah. Dengan lapang dada, tidak ada perasaan sempit menghadapi problem, karena seorang yang lapang justru akan melihat peluang diantara problem yang ada. 
Wallahu a’lam



0 comments :

Posting Komentar

Back To Top