Breaking News
Loading...
Senin, 23 Januari 2012

Sebuah Kesempatan

oleh: Fahruroji
"Kesempatan Tidak Datang Dua Kali"

Tepatnya pribahasa diatas tidaklah asing disetiap telinga, karena bukan petuah belaka, melainkan nyata. Dan terjadi di setiap lembar insan bernyawa.

Namun dalam banyak hal, hal ini membuat pola pikir tak cerdas bagi manusia (manusia Indonesia). Kita tarik permasalahan ini kedalam ruang lingkup kita. Sebagai seorang remaja, seorang yang beranjak dewasa, seorang yang sedang mencari jati diri, seorang yang baru dalam dunia baru seperti cinta, kerja, cita, dan kemandirian serta masa depan.

Saat seseorang tamat dari SMA, atau S1 sangat banyak 'kesempatan' yang hadir di pelupuk mata. Seolah memanggil-manggil untuk segera bergabung, jika tidak mungkin tidak akan ada kesempatan lagi.

Universitas ini buka pendaftaran dari tgl ini sampai ini, universitas terkenal dan bla bla bla
Institut ini  buka pendaftaran dari tgl ini sampai ini, banyak teman yang kesana, negri bukan swasta. Mudah kalau daftar PNS stelah tamat dari sana, bla bla bla
Lembaga ini  buka pendaftaran dari tgl ini sampai ini, mudah dapat kerja setelah wisuda, bla bla bla
Tempat kuliah ini  buka pendaftaran dari tgl ini sampai ini, gratis dan unggul, bla bla bla
Yang ini  buka pendaftaran dari tgl ini sampai ini, untuk tambah pengalaman keluar daerah, keluar negri, bla bla bla

Sangat positif jika kita berada di jalur yang sesuai dengan keinginan kita, kesempatan yang ada adalah anugerah yang tak boleh kita siakan. Namun, kita bukanlah seseorang yang ditusuk hidungnya bak kerbau. Mengikuti apa kata zaman, apa kata kesempatan dan apa kata pekerjaan. Lalu kita membuang diri kita. Kita menjadi orang lain dan hidup mengalir tanpa ada sumbangan.

Saat orang ramai bincangkan, jurusan Pendidikan sangat bagus karena guru sangat dibutuhkan terutama di daerah-daerah dan mudah diangkat PNS, lalu kita mengalir...ramai-ramai masuk ke kejuruan pendidikan, berharap S.Pd atau S.Pd.I segera tercantum di belakang biar bisa di pancang di papan sekolahan

Saat orang ramai bincangkan, kebidanan dan keperawatan prospeknya jelas, mudah mencetak uang dan luas lapangan pekerjaannya, lalu kita mengalir...ramai-ramai ingin segera berseragam putih-putih, berlagak optimis bergaya seolah orang membutuhkan

Saat orang ramai bincangkan, sekarang zaman teknologi komputer, internet, mudah membuka bisnis dan lapangan pekerjaan, lalukita mengalir...ramai-ramai berlagak tak kolot zaman, menenteng gadget berkata istilah modern sekarang

Saat orang ramai bincangkan, kita harus perbanyak pengalaman...lalu kita mengalir, jauh2 pergi ke luar negri atau daerah, ambil photo sana sini, share ke teman dan famili dengan senyum sepuluh senti

Sahabat, kenalkah kita dengan diri kita sediri?

Siapa kita? Apa kecendrungan kita? dan Apa yang membuat kita bahagia?

Sekali lagi,
Tak ada salahnya untuk jadi siapapun kamu, hanya yang menjadi kesamaan pola pikir kita kebanyakan adalah; kerja kerja kerja, uang uang uang, kebanggan kebanggan kebanggaan.
(kita pasti mengelak)
Tapi sadarkah, memang seperti itulah pola pikir kita kebanyakan.

Takut masa depan lalu mengalaskan kesempatan.

Sangat indah untuk menjadi Guru atau Dosen, jika kita mau berdedikasi dan berbagi, berkomitmen untuk mewarnai anak didik kita. Bukan untuk menjadikan ladang mencari rizki "semata", lantas kepala kita di penuhi uang uang uang semata. Ngajar perjam berapa uang, buat dan ngoreksi soal berapa uang, ngawas ujian berapa uang, lulus dan tidaknya berapa uang (?).

kita mesti belajar banyak dengan figur guru yang tak kenal lelah untuk berbagi, karena mengajar selayaknya adalah kewajiban, bukan profesi

Sangat indah untuk menjadi Dokter, Bidan, Perawat; punya kemampuan untuk menolong seseorang, menjadi bagian dari harapan, dan berdedikasi untuk kemanusiaan. Bukan untuk dididik membunuh perasaan demi uang, demi impasnya dari mahalnya SPP smesteran, mempolitikkan keilmuan untuk meraup sebanyak-banyaknya kekayaan.

Kita mesti belajar banyak dengan figur mereka yang mau membantu tanpa ragu, tanpa tunggu, karena kita terkadang dihadapkan dengan harapan dan ego pekerjaan

banyak hal lainnya

Kesempatan adalah kesempatan
Bisa datang menjemput, bisa kita datang dan ia pergi

Yakinlah atas apa yang terbaik yang ditakdirkan Tuhan jika kita juga berbuat yang terbaik

“When one door closes, another opens; but we often look so long and so regretfully upon the closed door that we do not see the one which has opened for us.”  Alexander Graham Bell

Jadilah dirimu, jangan mengekor ekor orang lain.

Dedikasikan diri kita untuk berbagi bukan mengharapkan senyuman, gandengan tangan, atau uang

Ilmu bertambah dengan di ajarkan
Harta melimpah dengan di sedekahkan
Harapan terwujud dengan kesungguh kita dalam mengerjakan

(this night, @ office with Mr. Sofwan Abbas, MA and Mr. Safarudin, S.Pd) 00:27 am
Teu, 24th Jan 2012



0 comments :

Posting Komentar

Back To Top