Breaking News
Loading...
Minggu, 02 Oktober 2011

Mutiara Generasi Cahaya



Allah Berfirman:
Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka)telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (al-Baqoroh: 154)



AL-HAFIDZ IBNU HAJAR AL-ASQOLANI
Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqolan

Syair ringan Ibnu Hajar;
Aku rindu kalian seperti rindunya orang yang sakit terhadap obat
Rumah kalian setiap hari terasa bertambah
Aku berkeinginan untuk mengitari khayalan kalian jika kalian
Menziarahiku
Akan tetapi mataku yang juling tidak dapat membantu

Dan ketika Al-Muhib bin Nasrullah mendengar syair di atas, ia lantas bersyair untuk dirinya sendiri,
Kerinduanku kepadamu tidak dapat terbendung dan Anda selalu
Dalam hati, akan tetapi mata selalu berhalangan
Badanmu setiap hari selalu dalam ingatan
Dan hati tentang kebaikanmu selalu hinggap

SA’ID IBNUL MUSAYYIB
“Barang siapa yang merasa cukup dengan Allah maka manusia akan membutuhkannya”

URWAH BIN ZUBAIR
“Jika engkau melihat seseorang melakukan kebajikan, ketahuilah bahwasannya ia memiliki kebajikan-kebajikan lainya. Bila engkau melihat seseorang melakukan kejahatan, ketahuilah sesungguhnya ia menyimpan kejahatan-kejahatan lainnya. Suatu kebajikan adalah bukti adanya kebajikan yang serupa sebagaimana suatu kejahatan merupakan petunjuk adanya kejahatan yang sama”
Suatu hari Urwah pergi menemui Khalifah Khalid bin Abdul Malik. Tatakala di negri itu, ia mendapatkan ujian dari Allah. Putranya meninggal setelah terlempar dari kuda, Ia menguburkan anaknya dengan sabar dan berzikrullah. Baru beberapa hariberselang  dari kejadian tersebut, kakinya terkena penyakit yang menggerogoti tulang. Khalifah mencarikan dokter untuk mengobatinya. Dan satu-satunya cara adalah memotong kakinya.
Tatkala dokter menyuruhnya meminum minuman yang memabukkan agar ia tidak merasakan sakitnya amputasi, ia menolak dan berkata “Aku tidak menggunakan yang haram untuk kesehatan yang aku harapkan”. Ketika dokter ingin memberinya obat bius, ia menukas dengan ucapan orang yang sabar: “Aku tidak ingin mengambil salah satu angota tubuhku tapi berharap pahala dari Allah”
Akhirnya kakinya dipotong tanpa dibius, sedangkan bibirnya tak lebih dari mengucap “Lailaaha ilallah, Allahu Akbar”. Ketika ia kembali ke Madinah, orang-orang bodoh menyebarkan berita bahwa dia terkena musibah tidak lain karena dosa yang diperbuat.
Ia menjawab dengan sya’irnya:
“Demi Allah,
tiadalah tanganku aku campakkan pada keraguan,
kakiku tak membawaku kepada perbuatan keji,
pendengaran dan pandanganku tak menuntunku kepada dosa,
akal dan pendapatku juga tidak memanduku kepadanya
Selama aku menapaki kehidupan, aku tidak melangkah kepada kemungkaran
orang seperti aku tidak pergi menuju perbuatan seperti itu
aku pun tidak mementingkan diri sendiri
atas karib keluarga
aku utamakan tamu atas keluargaku selama ia berada
ketahuilah, musibah yang menimpaku dalam peredaran masa
adalah cobaan biasa yang pernah menimpa pemuda lainnya”



Sufyan bin Said ats-Tsauri

(Sufyan bin Said bin Masruq bin Rafi’ bin Abdillah bin Muhbalah bin Abi Abdillah bin Manqad bin Nashr bin al-Harits bin Tsa’labah bin Amir bin Mulkan bin Tsur bin Abdumanat bin Adda bin Thabikha bin Ilyas)
Ulama yaaang alim dan menjadi panutan, dia seorang pemimpin ulama di masanya. Seorang yang mau mengamalkan ilmunya, rajin ibadah, dan guru besar di Kufah.
                Dari Abdullah bin Ziyad bin Bisyr, dia berkata, “Aku mendengar Sufyan mebaca syair-syair,
Jika kamu mati tidak mempunyai bekal taqwa
Setelah mati kamu aan bertemu dengan orang-orang yang mempunyai bekal
Kamu akan menyesal karena sepertinya
Dan kamu tidak beruntung sebagaimana dia

                Dari Muhammad bin Ubaid Ath-Thanafisi, dia berkata, “saya pernah mendengar sufyan membaca syair-syair,
Kemudahan bagi pemuda yang mempersiapkan taqwa
Jika mengetahui penyakit yang telah disembuhkannya

                Dari Muzahim bin Zafar, dia berkata, “Saya mendengar Sufyan Ats-TSauri membuat perkataan Ibnu Huththan menjadi bait-bait syair,
Aku melihat orang-orang yang menyengsarakan manusia menjadi gemuk
Namun mereka dalam kesusahan dan kelaparan
Aku melihatnya meskipun mereka sedikit, mereka seperti
Mendung di musim panas yang mencerai beraikan
               
                Sufyan juga berkata
Tidak membahayakan orang yang tempat tinggalnya di surga Firdaus
Apa yang diteguk dari kesegaran dari kesegaran dan kekurangan
Kamu melihatnya dia berjalan di atas padang pasir dengan ketakutan
Yang nyata
Berjalan ke masjid dengan pakaian yang lusuh

                Kemudian Sufyan menasehati dirinya,
Wahai jiwaku, apa kamu kuat dengan kobaran api neraka
Telah tiba waktunya untuk menerima untuk menerima setelah berpaling

Zaid bin Haritsah
(Sahabat r.a)

“Demi Allah, Zaid bin Haritsah adalah orang yang benar-benar pantas menjadi panglima pasukan dan selama ini dia adalah orang yang paling Aku cintai” Nabi Muhammad SAW

65 Manusia Langit, Perjalan Sahabat Rasulullah SAW.
DR Abdurrahman Raf’at Al-Basya
Perpustakaan, Jakarta
Tue, 17th Nov 2009ce


Salim bin Abdullah bin Umar bin Khathab ra.
“Janganlah engkau meminta kepada siapapun selain Allah”

Zainal Abidin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Tholib ra.
“Orang yang rela dengan pemberian Allah maka dia menjadi manusia paling kaya”

Ikrimah
Abu Abdillah, mantan budak Husain bin Abil  Hur Al-Anbari, Mantan budak Ibn Abbas. Penduduk Bar-bar Maroko. Ia adalah ulama besar yang menimba ilmu dari Ibn Abbas. Budak bukan berarti ia di kekang, bahkan ia bisa menjadi lebih berarti.

Azhari Ahmad Mamus
Potret 28 Tokoh Tabi’in
Perpustakaan, Jakarta
Fri, 20th Nov 2009. 10:47pm

Selected n Posted by:
Green Sahabatmu


0 comments :

Posting Komentar

Back To Top