Breaking News
Loading...
Sabtu, 11 Februari 2012

Tentang Wanita


  Berbicara mengenai wanita sama halnya dengan membuka topik dari pagi menjelang petang. Panjang dan sangat lebar. Mulai dari yang minim seperti membahas bahasa wanita, sampai yang paling maxi yaitu masalah gender.
Berdasarkan paradigmanya, bahasa wanita tergolong ke dalam kajian kualitatif-kritis yang bersumber dari asumsi-asumsi ideologis secara terus terang, kritis secara sosial, politis pada hakikatnya, dan pembebasan pada orientasinya.

  Bahasa wanita diasumsikan memiliki sejumlah karakteristik/ciri khusus yang membedakannya dengan laki-laki. Wanita mempunyai cara berbicara (way of speaking) yang berbeda dari laki-laki, yakni sebuah cara berbicara yang merefleksikan & menghasilkan posisi subordinat dalam masyarakat. Artinya, bahasa yang dihasilkan wanita, secara sadar maupun bawah sadar, cermin dari posisi wanita sebagai 'yang dikuasai' atau 'yang didominasi'. Dengan demikian, penjelasan karakteristik dengan berbagai seluk beluknya menjadi sebuah tuntunan untuk mengenal wanita secara lebih baik, sekaligus sebagai pantulan terhadap bahasa pria.

Perbedaan otak pria dan wanita

Penulis buku "Women, Men and Language", Coates (1986), mengemukakan sebagai berikut :
"Linguistic differences are merely a reflection of social differences, and as long as society views women and men as different -and unequal-  then differences in the language of women and men will persist."
  Selain itu, lebih kurang dua puluh tahun lalu ketika persoalan gender belum menjadi arus utama wacana hubungan pria dan wanita, Noerhadi, seorang pemikir yang kebetulan berjenis kelamin wanita mengemukakan keterpurukan wanita. Beliau mengatakan bahwa manusia memang terbiasa berpikir dalam apa yang dipandang sebagai citra baku. Karena itu mitos bahwa wanita merupakan makhluk tolol yang harus disayangi, dilindungi dan disanjung, bisa bertahan, bukan saja karena cara pandang pria, namun juga karena kaum wanita sendiri yang sikapnya ikut membenarkan, menggarisbawahi dan menerima saja anggapan itu.

   Wanita adalah makhluk unik, makhluk indah, juga makhluk yang selalu menjadi sorotan bumi. Bagaimnapun juga, wanita kerapkali menjadi permasalahan yang patut diangkat sebagai topik, itulah yang menjadikannya unik, dan tentunya indah. Mungkin hal ini terjadi karena sebagian orang (khususnya pria, pen) beranggapan bahwa wanita sulit dimengerti, sehingga anggapan tersebut seolah menjadi momok yang langsung dibenarkan masyarakat pada umumnya.

   Menilik perkataan tentang wanita sulit dimengerti, ada baiknya kita menyimak penggalan cerita dibalik layar lukisan monalisa. Seorang Leonardo Da Vinci, dapat mengerti dan mengartikan arti wanita lewat lukisannya. Tak dinyana, seorang wanita ayu tersenyum manis dan ternyata sengaja dilukis tanpa alis. Buah pikir Da Vinci yang sangat menakjubkan bahwa wanita juga cantik walaupun tidak memiliki alis. Posisi yang begitu impresif saat itu untuk setiap wanita di Prancis pada khususnya, dan menjadi pemikiran yang sangat argumentatif untuk setiap pria pada umumnya.
lukisan monalisa

   Tak dapat dipungkiri memang wanita tidak lepas dari sifat sensitif. Mudah tersinggung, suka pujian, senang siperhatikan, dan yang lebih parah adalah wanita acapkali terlena dengan perhatian itu, setidakyakin apapun mereka terhadap kenyataan . Mungkinkah karena wanita terlalu bodoh? tidak! Jika dikatakan wanita tidak sepintar pria, sebenarnya itu hanyalah pandangan masyarakat, sebagian orang cenderung menerima karena mereka menerima otoritas masyarakat. Persoalan yang satu ini lebih cenderung kepada permainan hati. Wanita ditakdirkan untuk selalu mengedepankan hati daripada otak, menyelesaikan masalah dengan hati, mendengarkan dengan hati, berpikir dengan hati, bahkan melihat dengan hati. Namun, terkadang wanita keliru menempatkan kegunaan hati itu sendiri, sehingga seringkali menjadi bumerang bagi masing-masing wanita.
Oleh karena itu, mengertilah wanita, karena wanita ingin dimengerti.


by & src: Unandro

0 comments :

Posting Komentar

Back To Top